Baca : Kejadian 27 : 30-36
Ayat Mas: Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Matius 7:12
Penipu dan pengecut. Awalnya, Yakub jelas bukan tokoh Alkitab favorit saya. Akan tetapi, ternyata ia mengajarkan saya sebuah filosofi hidup yang penting: setiap perbuatan memiliki konsekuensi yang akan kembali pada kita; entah perbuatan baik, atau pun perbuatan buruk. Dalam kalimat yang lain, seperti yang dikatakan Paulus, “Apa yang ditabur, itu juga yang dituai.”
Pengalaman hidup Yakub menunjukkan “hukum” tersebut. Pada masa muda, Yakub menipu ayahnya, Ishak, dan kakaknya, Esau. Ternyata kemudian, ketika ia melarikan diri dari rumahnya, ia ditipu pamannya, Laban (Kejadian 29:1-30). Dan bahkan di saat usianya telah beranjak tua, ia ditipu pula oleh anak-anaknya (Kejadian 37: 31-35).
Maka betapa pentingnya kita menjaga sikap dan perilaku kita sendiri. Di kemudian hari, pada masa Perjanjian Baru, Tuhan Yesus berulang kali menekankan pentingnya memulai perbuatan baik dari diri sendiri. Misalnya, jangan menghakimi kalau tidak mau dihakimi dengan takaran yang sama. Salah satu yang paling terkenal tentu ucapan-Nya dalam doa Bapa Kami: “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.”
Kerap kali kita frustasi ketika berada dalam situasi yang kurang baik. Acap kali kita pusing berputar-putar mencari solusi atas permasalahan yang menghadang. Tetapi barangkali kita lupa bahwa kunci terpentingnya ada dalam diri kita sendiri. Seperti yang sering dikatakan oleh orang bijak: jika kita ingin membuat dunia menjadi lebih baik, ubahlah diri kita sendiri dulu.
Apabila segala sesuatu akhirnya kembali kepada kita apakah yang akan kita gemakan?
0 komentar:
Posting Komentar