Baca: Keluaran: 17-18
Walaupun Musa adalah pemimpin sebuah bangsa yang besar, Musa tetap mau merendahkan dirinya untuk belajar dari mertuanya tentang kepemimpinan. Membuka diri untuk terus belajar merupakan kunci kemajuan bagi seorang pemimpin.
Yitro mengajar Musa untuk memimpin dengan tetap memperhatikan kondisi diri sendiri. Walaupun Musa telah memimpin dengan amat baik, Musa perlu menyadari bahwa dirinya terbatas dan dia perlu menyediakan waktu untuk beristirahat. Bila Musa terus-menerus bekerja keras tanpa memperhatikan keperluan untuk beristirahat, dia akan menjadi sangat kelelahan (18:17-18). Apa yang diajarkan oleh Yitro ini sama dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”(Matius 22 :39). Memperhatikan keperluan orang lain tanpa memperhatikan keperluan diri sendiri merupakan sikap yang tidak bijaksana!
Yitro juga mengajar Musa untuk membagi tugas dan bekerja sama (Keluaran 18:17-23). Musa dianjurkan untuk membangun sebuah tim kepemim-pinan yang memungkinkan dirinya membagi tugas dan tanggung jawab dengan orang lain. Bila Musa bisa menyerahkan masalah-masalah kecil untuk ditangani oleh anggota timnya dan dia memusatkan waktu dan pikirannya untuk memecahkan masalah-masalah besar, maka setiap masalah akan bisa ditangani dengan lebih cepat dan lebih baik. Pengalaman dalam peperangan melawan bangsa Amalek di pasal 17 seharusnya mengingatkan Musa bahwa dia memerlukan Harun dan Hur untuk menopang tangannya agar dia dapat tetap mengangkat tongkatnya sampai bangsa Israel memenangkan seluruh pertempuran (17:11-12).
Keluaran 18:24
“Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya.”
0 komentar:
Posting Komentar